Story telling
Pentingnya bersyukur
Pagi itu
bibi gajah memberikan nasiha pada keponakan gajah tentang arti bersyukur. Bibi
gajah memulai wejangannya:
Wahai anakku
dengarkanlah, syukur itu bagaikan wajan, bagaikan timba, jika syukurmu itu
semakin besar maka wajanmu itu makin besar, wajan yang besar sangat siap
menerima hal hal yang besar. Wahai anakku, jika hidupmu terasa sempit maka
sempitmu hanya cara melihat, tubuhmu itu besar menurut semut, tapi kecil
menurut langit. Anakku bahagia itu hanya prasangka dan susah itu semuanya
mengaku, maka berbahagialah dan bahagiakanlah karena sebesar besar makhluk di
sisi Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi lainnya, dan kebahagiaan
itu bisa dibagikan dengan mudah dengan cara memudahkan orang lain. Dunia ini
luas jangan sempitkan dengan kesedihan. Berbahagialah. Anakku carilah kebahagiaan melalui dirimu dan
bahagialah dengan dirimu, janganlah mencari kebahagiaan melalu benda
disekitarmu atau dari benda yang dimiliki orang lain. Bahagia diri itu hakiki
tapi jika dikaitkan dengan kebendaan bahagiamu akan mudah sirna seiring dengan
hilangnya benda tersebut.
Keponakan gajah
hanya termangu ia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh bibi gajah, dalam
hatinya berseru wahai bibiku, aku tidak mengerti kata bijakmu, aku hanya tahu
bahwa kamu menyayangiku dan kamu mau aku bahagia selalu.
0 komentar:
Posting Komentar