Suatu hari
nun di hutan ana ada sekelompok gajah yang sedang merumput. Sekawanan gajah
itu kurang lebih ada sepuluh ekor. satu paman gajah satu bibi gajah dan satu
keponakan gajah, mereka semua bersaudara, akan tetapi persaudaraan mereka tidak
diceritakan di sini, melainkan yang akan menjadi bahan cerita saja. Paman bibi
dan keponakan. Sang keponakan gajah tubuhnya kecil usianya baru dua tahun.
Kecil menurut gajah berbeda dengan kecil menurut versi manusia. Paman gaja
perawakannya besar bahkan gendut tapi yang paling gendut adalah bibi gajah.
Demikian mereka bertiga, memisahkan diri sedikit lebih jauh dari kelompokknya.
Sang
ponakan gajah: awas paman hati-hati istirahatnya jangan sampai mengenai rumah
semut.
sang paman menjawab: biar saja lo, salah mereka sendiri, membuat rumah dekat dengan kebun kita
sang paman menjawab: biar saja lo, salah mereka sendiri, membuat rumah dekat dengan kebun kita
Ponakan: ia
tetapi jangan begitu paman, mereka pun punya hak untuk hidup, mereka tetangga
kita biarpun kecil.
Bibi Gajah:
ia betul. Betul sekali apa yang dikatakan oleh ponakan kita pak. Jangan sampai
mengusik ketenteraman keluarga semut.
Tanpa
panjang bicara sang paman gajah pun bergeser dari tempat duduknya, hampir
hampir menyenggol rumah semut.
Ada suara
ketiga, yang nyaris tak terdengar menyahut. Suara itu tampaknya datang dari
gundukan tanah dekat tempat istirahat paman gajah.
“wahai
ponakan gajah terimakasih sudah memberikan kenyamanan kepada kami, kami memang
butuh perlindungan dari kalian makhluk yang besar”. Rupanya suara itu tak lain
ialah suara ratu semut. “kami akan menghargai kalian dan akan membantu kalian
bila dalam kesulitan.
mendengar suara itu paman gajah tertawa hahaha. Tertawanya mirip dengan raungan atau mirip terompet yang membuat pekak telinga pendengar. “ tidak mungkin kalian dapat menolong kami yang besar ini, kalian kan kecil bagaimana bisa menolong kami yang besar besar ini.. haha”, paman gaja terdengar berteriak ditelinga semut.
mendengar suara itu paman gajah tertawa hahaha. Tertawanya mirip dengan raungan atau mirip terompet yang membuat pekak telinga pendengar. “ tidak mungkin kalian dapat menolong kami yang besar ini, kalian kan kecil bagaimana bisa menolong kami yang besar besar ini.. haha”, paman gaja terdengar berteriak ditelinga semut.
“suat saat
nanti wahai paman gajah, karena bagaimana pun kita makhluk yang saling
membutuhkan, demikia kata ibu semut.
Waktu
berlalu, musim bersambut Paman Gajah, bibi gajah bahkan sang keponakan gajah
bisa jadi sudah melupakan perkataan mereka kepada ibu semut. Atau bahkan karena
Gajah memang memiliki daya ingat hebat, mereka tidak pernah melupakan apa yang
telah mereka katakan pada ibu semut.
Toloong
tolooong, bibi Gajah telihat terbirit
biri sembari berteriak minta tolong menuju sekelompok gajah yang biasa merumput
di hutan itu. :ada apa-ada apa? Kata seekor gajah berwarna agak kehitaman. Itu
keponakanku terjerumus ke dalam lubang. Dengan kompak pasukan gajah pun memburu
gajah kecil yang memerlukan bantuan. Bantuan pun dilakukan, mereka dengan
tenaga yang besar mendorong-dorong gajah kecil yang ketakutan tersebut. Tapi sang gajah kecil malah tambah ketakutan.
Dan akhirnya segala upaya pasukan gajah tidak membuahkan hasil.
Tiba tiba
di ujung hutan sana ada segudukan makluk membawa pasir sebutir sebutir. Karena
jumlah mereka ribuan butiran pasir pun sudah seperti gunung saja. Gunung kecil
bahan bantuan pada gajah kecil. Siapa mereka? Ia betul mereka adalah pasukan
semut. Mereka berduyun duyun membawa bala bantuan untuk menyelamatkan gajah
kecil dengan membuat gundukan tanah untuk menopang atau menjadi jalan gajah
kecil naik dari lubang tersebut.
Gajah kecil
terselamatkan, ia bisa naik sendiri tanpa dorongan dari pasukan gajah. Gajah
kecil berterimakasih pada semut semut tadi. Gajah kecil tak lupa bahwa ia
ditolong oleh kebaikkannya dahulu telah memberikan ketenangan pada ibu semut
dan keluarganya. Gajah kecil ingat betul bahwa kebaikkan sedikit pun akan
memberikan manfaat yang besar di masa datang.
Paman Gajah
berterimakasih pada ibu semut. Ia meminta maaf bila selama ini sikapnya kurang
bagus pada keluarga semut.
0 komentar:
Posting Komentar